Selasa, 26 April 2011

buah untuk kecantikan

Yang Maha Kuasa menganugerahkan buah dialam raya untuk kebaikan umat-Nya. Selain menyehatka, buah juga bagus untuk kecantikan. Penasaran???? Simak riset pakar berikut:

1. Pisang

Buah yang sangat mudah didapat ini sangat berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan.Air (75%),Protein(1.3%), lemak (0.6%), karbohidrat dan potassium(0.24%) dapat melindungi dari penyakit, demam, gangguan pencernaan, kejang dan sembelit. Vitamin B6-nya memerangi unsur kimia dari protein dan asam amino, menjaga fungsi otak, meningkatkan produksi sel darah merah, menjaga keseimbangan dalam cairan tubuh, membangkitkan energi, tahan terhadap stres, mengatasi anemia, membantuk sel dan otot, serta menyembuhkan gangguan jantung. Dengan tubuh sehat, anda pun cantik.


2.Delima

Buah ini mengandung potassium dan aneka mineral seperti fosfor, kalsium, zat besi, sodium dan vitamin A, B1, B2, B3, serta C. Khasiatnya mengatur keseimbangan air dalam tubuh, menjaga degupan jantung tetap normal, memelihara kepekaan syaraf dan oto, mencegah penimbunan air dalam tubuh, menurunkan kadar gula dalam darah dan menghilangkan rasa letih pada otot. Anda pun jadi energik dan jantung lebih kuat.


3. Anggur

Tinggi kandungan Vitamin, bahkan metalik, sekitar 20 - 25 % yang cepat dan mudah diserap tubuh. Karena itu disarankan mengkonsumsi anggur untuk menghilangkan penat, menghapuskan anemia, menyehatkan liver, ginjal, dan sistem pencernaan. Anggur akan mengeluarkan sisa air berlebih sehingga tekanan darah turun. Bagus untuk atasi sariawan usus, migrain, aneka radang, reumatik, keracunan, menguatkan organ jantung, dan memperlancar produksi ASI serta mencegah kanker kulit.


4. Kurma

Buah istimewa ini mengandung 50% gula, yaitu fruktosa dan glukosa tinggi yang mudah dan cepat dicerna. Khasiatnya menenangkan syaraf yang gelisah, dan rasa aman di jiwa, mengembalikan darah yang hilang saat bersalin,  melancarkan produksi ASI, dan menyehatkan janin dalam rahim. Kandungan protein 2,2% serta Vitamin A, B1 dan B2 akan membuat mata sehat, badan kuat, selera makan tumbuh, pencernaan lancar, tenaga pulih dan sel diperbarui. Potassiumnya membuat pikiran jernih, merangsang fungsi ginjal dalam membuang racun sisa pembuangan, menurunkan tekanan darah dan meremajakan sel kulit.
5. Zaitun

Buah ini selain lezat, juga sumber makanan yang bermanfaat bagi ibu hamil dan menyusui, serta bagus untuk penderita diabetes dan arterioclerosis (penebalan saluran urat darah). Zaitun juga bagus untuk memperbaiki fungsi jantung, melancarkan sistem pembuangan tubuh, malancarkan arteri otak, memelihara kesehatan tubuh, menjauhkan radang usus, empedu dan jantung koroner. Kandungan Antioksidan dan asam lemaknya meremajakan sel dan menjaga keremajaan kulit.

Minggu, 24 April 2011

Sadarkah Anda Wahai Para Perokok?

Tahukah anda bahwa kebiasaan merokok setelah makan dapat menambah daftar buruk penyakit yang akan anda derita? Merokok setelah makan sepertinya sudah menjadi kebiasaan bagi para perokok. Dan tanpa disadari telah menjadi ketergantungan psikologis. Ternyata kebiasaan merokok setelah makan dapat mengakibatkan gangguan percernaan. Hal ini diakibatkan oleh tertelannya udara sewaktu merokok sehingga udara/gas dalam saluran cerna akan berlebih. 
Gejala dan keluhan yang sering ditemukan antara lain: rasa mual/muntah, perut kembung, rasa penuh setelah makan, bloating (begah) dan terkadang pula disertai dengan keseringan bersendawa. Tentu keluhan itu akan sangat menggangu dan sayangnya keluhan tersebut kadang dianggap sebagai penyakit maag (gastritis). 
Oleh dokter sekalipun keluhan ini sering didiagnosa sebagai maag karena kurangnya menanyakan riwayat penyakit (anamnesa). Dengan demikian pemberian obat-obatan untuk mengatasi maag tidak akan mengatasi masalah ini. Begitupula pemberian suplemen enzim pencernaan tidak akan banyak membantu karena pemberian suplemen enzim pencernaan hanya terutama untuk mengatasi keluhan percernaan seperti di atas akibat makan terlalu cepat, makan terlalu banyak karbohidrat dan makan makanan yang tinggi lemak.
 

Tampaknya memang merokok akan lebih banyak menimbulkan dampak negatif bagi pecandunya daripada positifnya, belum kita sebutkan berbagai dampak buruk rokok lainnya bagi kesehatan kita yang bahkan dapat mengancam jiwa. Akan sangat sulit memang meninggalkan kebiasaan merokok apalagi kalau rokok telah menimbulkan ketergantungan fisik dan psikis. Ada seseorang misalnya yang sulit untuk bekerja apabila tidak merokok. Tapi itu tidak bisa menjadi alasan (excuse) untuk tetap merokok. Sudah banyak orang yang berhasil berhenti merokok dan mendapatkan kehidupan yang sangat sehat sekarang ini. Tidak hanya itu, orang-orang yang berada disekitarnya juga menjadi semakin nyaman dengan tidak adanya asap rokok.


Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain : tar, karbon monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamine dll.

Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat kandungan berbagai bahan kimia berbahaya yang ada di dalam rokok maka dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita. Penyakit-penyakit yang diketahui dapat disebabkan oleh rokok antara lain : kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung koroner, pneumonia, gangguan sistem reproduksi dll.

Tetapi walaupun rokok sudah banyak diketahui bahayanya & menimbulkan banyak penyakit , masih banyak saja orang yang tetap merokok. Salah satu alasannya adalah kandungan nikotin di dalam rokok akan menimbulkan kecanduan bagi para penghisapnya sehingga apabila mereka tidak merokok, mereka akan merasakan gangguan seperti gelisah, berkeringat dingin, sakit perut dll. Kemudian ketika mereka merokok kembali & nikotin telah menyentuh otak lagi, barulah mereka akan merasa tenang & dapat berkonsentrasi.

Oleh sebab itu banyak perokok yang akan terus menjadi perokok seumur hidupnya, walaupun apabila mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk berhenti, mereka sulit menghentikan kecanduan mereka terhadap rokok. Salah satu hal lain yang turut menjadi keprihatinan adalah jumlah perokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini berarti bahwa terdapat pertambahan perokok baru setiap saat yang kemungkinan besar akan terus menjadi perokok aktif seumur hidupnya. Perokok baru tersebut sebagaian besar adalah anak-anak & remaja.

Gambar Perbandingan Organ Tubuh yang Sehat dengan Yang Sakit


Statistik Pengguna Rokok di Indonesia
rokok dan remajaBerdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) yang dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2001 & 2004 didapatkan kenaikan pada jumlah perokok baik dewasa maupun anak-anak di Indonesia. Dimana kenaikan berarti terjadi pada perokok perempuan (baik dewasa ataupun remaja) serta anak-anak. Pada tahun 2001 jumlah perokok perempuan dewasa di Indonesia adalah 1,3 % yang kemudian pada tahun 2004 angka tersebut naik menjadi 4,5 % (naik 3,5x) kemudian untuk perempuan remaja (usia 15-19 tahun) pada tahun 2001 sebanyak 0,2 % naik menjadi 1,9 % pada tahun 2004 (naik 9,5x). Untuk perokok anak-anak sendiri (usia 5-9 tahun) pada tahun 2001 sebesar 0,4 % naik menjadi 1,8 % pada tahun 2004 (naik > 4x).

Hal ini tentu menjadi keprihatinan bagi kita semua karena bila dilihat berdasarkan statistik pengguna rokok tersebut didapatkan peningkatan jumlah perokok aktif dari waktu ke waktu. Bisa dilihat bahkan anak-anak seusia 5 tahun pun sudah mulai mengenal rokok & kemungkinan besar akan menjadi perokok aktif sepanjang hidupnya yang tentu saja akan membuatnya lebih lama terkena bahaya rokok & lebih rentan pula untuk terkena penyakit karena rokok.

Kenapa Remaja Merokok
remaja dan rokokSalah satu penyebab kenapa perokok baru terus bertambah adalah karena gencarnya iklan rokok yang beredar di masyarakat, ditambah dengan adanya image yang dibentuk oleh iklan rokok tersebut sehingga terlihat seakan orang yang merokok adalah orang yang sukses & tangguh yang dapat melalui rintangan apapun.

Iklan, promosi ataupun sponsor kegiatan yang dilakukan oleh para produsen rokok merupakan sarana yang sangat ampuh untuk mempengaruhi remaja & anak-anak. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hamka beserta Komnas Anak pada tahun 2007 memperlihatkan bahwa sebanyak 99,7 % anak melihat iklan rokok di televisi, dimana 68 % mengatakan memiliki kesan positif terhadap iklan rokok tersebut & 50 % mengatakan menjadi lebih percaya diri seperti di iklan.

Untuk remaja, pengaruh pergaulan teman sebaya juga turut menjadi andil untuk pertumbuhan perokok baru. Terkadang remaja menjadi perokok pemula karena adanya desakan dari teman-teman mereka untuk dapat diterima dalam pergaulan ataupun supaya dapat dipandang lebih keren oleh lawan jenisnya. Para remaja tersebut tentu belum mengerti benar mengenai bahaya yang dapat disebabkan oleh rokok ataupun penyakit yang dapat timbul karena rokok. Hal ini tentu harus menjadi perhatian tersendiri bagi para orang tua untuk dapat memberi pemahaman terhadap anak-anaknya.

Bahaya Rokok pada Remaja
Pada remaja, masalah kesehatan jangka pendek termasuk diantaranya penyakit yang dapat timbul akibat rokok adalah gangguan pernafasan, kecanduan nikotin serta meningkatnya resiko untuk menggunakan bahan berbahaya lain termasuk obat terlarang. Sedangkan masalah jangka panjangnya adalah kenyataan bahwa sekali orang telah menjadi perokok aktif maka biasanya akan terus menjadi perokok aktif sepanjang hidupnya.

Berikut beberapa masalah lain yang dapat timbul akibat bahaya rokok :
  • Perokok mempunyai fungsi paru-paru yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang bukan perokok.
  • Merokok mengurangi pertumbuhan paru-paru.
  • Pada orang dewasa, penyakit yang disebabkan oleh rokok adalah penyakit jantung & stroke. Penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut juga mulai terlihat pada remaja yang menggunakan rokok.
  • Merokok dapat menurunkan performa & daya tahan tubuh para remaja, bahkan pada remaja yang aktif berolahraga.
  • Secara rata-rata, orang yang merokok 1 bungkus atau lebih setiap harinya berkurang hidupnya selama 7 tahun dibandingkan orang yang tidak merokok.
  • Merokok sejak usia dini akan meningkatkan resiko untuk terkena kanker paru-paru. Untuk penyakit lain karena rokok maka resikonya juga akan semakin meningkat apabila terus merokok.
  • Remaja yang menggunakan rokok mempunyai kemungkinan 3x lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak merokok untuk menggunakan alkohol, 8x lebih banyak untuk menghisap ganja serta 22x lebih banyak untuk menggunakan kokain. Merokok juga sering dihubungkan dengan terjadinya kelakukan beresiko lain seperti berkelahi ataupun melakukan hubungan seksual secara dini. Bahaya merokok pada remaja dengan kata lain memberi efek buruk lebih dini.
Melindungi Remaja dari Bahaya Rokok
Berikut tips dari mayoclinic untuk membantu remaja agar dapat menjauhi rokok :
  1. Pahami ketertarikan yang dapat ditimbulkan oleh rokok.
    Terkadang remaja melihat rokok sebagai suatu bentuk pemberontakan atau sebagai cara untuk dapat diterima oleh teman-temannya. Untuk mengetahui lebih jelas ajaklah anak berdiskusi mengenai rokok termasuk pandangannya mengenai rokok tersebut.
  2. Katakan tidak pada rokok.
    Mungkin terkadang para orang tua merasa bahwa anak tidak pernah mendengarkan ucapan mereka, tetapi jangan patah semangat. Tetaplah katakan tidak pada rokok & bilang bahwa tindakan tersebut tidak dapat diterima oleh anda.
  3. Berikan contoh yang baik.
    Anak biasanya akan meniru tindakan orang terdekatnya, jadi apabila orang tua melarang anaknya untuk merokok, sebaiknya mereka pun juga tidak mengkonsumsi rokok.
  4. Rokok bukanlah hal yang keren.
    Tunjukkan pada anak bahwa merokok bukanlah sesuatu hal yang keren atau dapat dibanggakan. Rokok dapat membuat nafas menjadi bau, membuat gigi menjadi kuning, menyebabkan batuk & kehilangan tenaga untuk dapat melakukan aktifitas olahraga ataupun kegiatan lain.
  5. Rokok membuang uang.
    Merokok merupakan hal yang mahal. Bantu anak untuk menghitung pengeluaran yang harus dilakukan apabila mengkonsumsi rokok selama seminggu, sebulan ataupun setahun. Bandingkan uang tersebut dengan barang elektronik ataupun barang lain yang dapat diperoleh apabila tidak merokok.
  6. Pahami tekanan dari teman sebaya.
    Adanya teman yang merokok dapat mempengaruhi anak. Berikan mereka kepercayaan diri untuk dapat bersosialisasi dengan teman mereka tanpa merokok.
  7. Tangani kecanduan akibat rokok dengan serius.
    Banyak remaja yang percaya bahwa mereka dapat berhenti merokok kapanpun mereka mau, tetapi kenyataannya nikotin dapat membuat mereka menjadi kecanduan sama seperti pada orang dewasa.
  8. Berikan gambaran mengenai masa depan mereka.
    Anak-anak cenderung percaya bahwa mereka tidak akan terkena dampak buruk dari rokok. Tetapi masalah kesehatan seperti kanker, serangan jantung & stroke sangat beresiko dialami oleh mereka yang merokok. Berilah contoh orang yang anda kenal yang menderita karena rokok.
  9. Awasi penggunaan produk bertembakau lainnya
    Banyak jenis produk bertembakau lainnya yang dianggap lebih aman daripada rokok. Tetapi sebenarnya produks tersebut sama saja dengan rokok, dapat menimbulkan ketergantungan serta bahaya kesehatan yang sama.
  10. Ikut terlibat secara aktif.
    Aktiflah untuk ikut terlibat dalam kegiatan pencegahan rokok baik di sekolah ataupun lingkungan rumah.
Apabila anak anda sudah terlanjur untuk merokok, jangan mengancam dengan memberi ultimatum untuk berhenti merokok. Sebaiknya dukung dia, cari tahu alasan kenapa mereka merokok kemudian diskusikan mengenai langkah yang dapat diambil untuk membantu mereka berhenti merokok.


 
Perokok pasif adalah orang yang kebetulan berada di dekat orang yang sedang merokok dan ikut mengisap asapnya. Perokok pasif lebih berbahaya dibanding perokok aktif karena ternyata hanya 25 persen zat berbahaya terkandung di dalam rokok yang masuk ke dalam tubuh si perokok, sementara 75 persen sisanya terpapar di udara bebas.
 
Ditambah lagi konsentrasi zat berbahaya yang dihirup perokok pasif tidak terfilter sama sekali, sedangkan bagi perokok aktif, zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuhnya masih tersaring oleh filter yang terdapat pada ujung rokok yang dihisapnya. Dan ternyata lagi, racun rokok terbesar berasal dari asap yang mengepul diujung rokok yang tidak terhisap.  Asap rokok tersebut terbentuk dari hasil pembakaran tembakau yang tidak sempurna.

Menurut Global Youth Survey yang melakukan riset antara tahun 1999-2006, sebanyak 81 persen anak usia 13-15 tahun di Indonesia terpapar asap rokok di tempat umum atau menjadi perokok atau perokok pasif. Angka ini melampaui rata-rata persentase perokok pasif  dunia yang hanya 56 persen. Riset tersebut juga menunjukan bahwa lebih dari 150 juta penduduk Indonesia menjadi perokok pasif di rumah, perkantoran, tempat umum, dan di kendaraan umum.
Perokok pasif tanpa di sadarinya bisa menularkan racun rokok kepada orang lain.  Sisa asap rokok yang menempel pada rambut dan baju dengan mudah akan terhirup oleh keluarga atau teman yang dijumpai kemudian. Kelompok yang terakhir ini dinamakan perokok pasif  kedua. Banyak sekali penyakit yang bisa ditimbulkan oleh rokok, antara lain penyakit jantung, stroke, kanker paru-paru, aterosklerosis, emfisema, impotensi, cacat janin, tulang rapuh, mudah stres, dan kelihatan lebih cepat tua dari umur yang sebenarnya. Pendek kata merokok dapat mengakibatkan kerusakan pada semua organ tubuh.

Empat Ribu Zat Berbahaya

Ada sekitar 4.000 zat berbahaya  yang terdapat pada sebatang rokok,  85 persennya dalam bentuk gas dan sisanya berbentuk partikel.  Berikut beberapa di antaranya:
  • Tar, Zat ini menjadi pemicu terjadinya iritasi paru-paru dan kanker. Di dalam tubuh perokok pasif, tar ini akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.
  • Nikotin, Zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti. Bahayanya dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, serta menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4 – 6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan.
  • Karbon Monoksida,  Menghisap zat yang satu ini dapat menurunkan kadar oksigen dalam tubuh.  Pengikatan oksigen oleh karbon monoksida dapat memicu terjadinya penyakit jantung. Seperti tar, konsentrasi karbon monoksida pada perokok pasip tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan pada perokok aktif.
  • Bahan kimia berbahaya,  Di dalam sebatang rokok terdapat ribuan bahan kimia berbahaya. Di tubuh manusia, bahan kimia berbahaya  ini akan meningkatkan risiko penyakit kanker.  Bgai perokok pasif bahan kimia ini akan semakin berbahaya karena akan terkonsentrasi menjadi 50  kali lipat dibandingkan pada perokok aktif.
Penyakit Ginjal. Dengan berat hanya sekitar 150 gram atau sebesar kira-kira separuh genggaman tangan kita, ginjal memiliki fungsi sangat strategis dalam mempengaruhi kinerja semua bagian tubuh. Selain mengatur keseimbangan cairan tubuh, eletrolit, dan asam basa, ginjal juga akan membuang sisa metabolisme yang akan meracuni tubuh, mengatur tekanan darah dan menjaga kesehatan tulang.

Menurut ahli ginjal, penyakit ginjal disebut kronik jika kerusakannya sudah terjadi selama lebih dari tiga bulan dan lewat pemeriksaan terbukti adanya kelainan struktur atau fungsi ginjal.

Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal secara perlahan sehingga terjadi gagal ginjal yang merupakan stadium terberat penyakit ginjal kronik. Jika sudah sampai stadium ini, pasien memerlukan terapi pengganti ginjal berupa cuci darah (hemodialisis) atau cangkok ginjal yang biayanya mahal.

Kenali Tanda-Tanda Penyakit Ginjal

Tanda-tanda penyakit ginjal sering tanpa keluhan sama sekali, bahkan tak sedikit penderita mengalami penurunan fungsi ginjal hingga 90 persen tanpa didahului keluhan. Oleh karena itu, pasien sebaiknya waspada jika mengalami gejala-gejala seperti, tekanan darah tinggi, perubahan jumlah kencing, ada darah dalam air kencing, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki, rasa lemah serta sulit tidur, sakit kepala, sesak, dan merasa mual dan muntah.


Penyakit ginjal memang bukan penyakit menular, setiap orang dapat terkena penyakit ginjal, namun mereka yang memiliki faktor risiko tinggi seperti mereka yang memiliki riwayat darah tinggi di keluarga, diabetes, penyakit jantung, serta ada anggota keluarga yang dinyatakan dokter sakit ginjal sebaiknya melakukan pemeriksaan dini.
 Ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui kesehatan ginjal, salah satunya yang paling umum adalah pemeriksaan urin. Jika ada kandungan protein atau darah dalam air kencing tersebut, maka menunjukkan kelainan dari ginjal.

Atau bisa juga melakukan pemeriksaan darah guna mengukur kadar kreatinin dan urea dalam darah. Jika kadar kedua zat itu meningkat, menunjukan gejala kelainan ginjal. Sementara pemeriksaan tahap lanjut untuk mengenali kelainan ginjal berupa pemeriksaan radiologis dan biopsi ginjal. Biasanya pemeriksaan ini atas indikasi tertentu dan sesuai saran dokter.

Langkah Pencegahan Penyakit Ginjal
Gangguan ginjal bisa dicegah dengan berbagai cara, terutama dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berhenti merokok, memperhatikan kadar kolesterol, kendalikan berat badan, menghindari kekurangan cairan dengan cukup minum air putih tidak lebih dari 2 liter setiap hari. “Minum air secara berlebihan justru akan merusak ginjal,” kata Dr.David Manuputty, SpBU dari RSCM Jakarta.

Selain gaya hidup sehat, lakukan pemeriksaan kesehatan tahunan pada dokter, mintalah pula agar urin Anda diperiksa untuk melihat adanya darah atau protein dalam urin. Yang tak kalah penting, berhati-hatilah dalam menggunakan obat anti nyeri khususnya jenis obat anti inflamasi non steroid.
Sumber: Dari Berbagai Sumber

LIVER dan HEPATITIS

Bag. 1

Hati berada didalam rongga abdomen. Sebagian dari permukaannya terlindungi oleh tulang rusuk. Hati disusun oleh sel-sel yang disebut sel hati ( hepatosit) yang manjadi satuan unit kerja yang menjalankan hati.

Fungsi:
  1. pada saat bayi, hati berfungsi sebagai organ utama dalam proses pembentukan darah.
  2. sebagai penyaring dan organ detoksifikasi
  3. berperan dalam sintesis ( pembuatan ) protein
  4. tempat penyimpanan vitamin dan mineral
  5. membantu dalam pengolahan makanan
Gangguan hati seringkali sulit terdeteksi, tak jarang baru ketahuan saat kerusakan sudah sangat berat. Selain itu, pengobatan penyakithati tidak sederhana,tetapi tetap tidak bisa dibiarkan.
Gangguan hati berdampak bagi organ lain atau seluruh tubuh, mulai dari pencernaan sampai ke pembekuan darah. Dampaknya serius serta dapat mengakibatkan kualitas hidup penderitanya terganggu bahkan bisa berakibat fatal.
Gaya hidup saat ini yang sarat dengan tembakau, alkohol dan zat adiktif pada makanan, obat-obatan, dan polusi, membuat hati manusia menjadi rentan mengalami kerusakan. Untuk mempertahankan kerusakan hati,ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu:
  1. Hindari makanan dan minuman yang dapat merusak hati, misalnya, lemak, kafein,merokok, alkohol
  2. Hindari penggunaan obat secara sembaranga. Beberapa jenis obat yang dijual bebas diketahui dapat merusak hati,misal jenis parasetamol,penggunaan jamu-jamuan yang tidak diketahui secara pasti kandungannya juga berbahaya bagi hati.
  3. Makanan yang banyak mengandung glikosa, lemak/makanan yang mengalami proses deep frying sebaiknya dihindari, karena dapat memperberat kerja hati.
  4. Memperbanyak mengkonsumsi makanan yang dapat menyehatkan hati. Senyawa yang berperan untuk memperbaiki hati (hepatoprotector) adalah kunyit (kurkuma). Konsumsi pula makanan yang mengandung folat,flavonoid,magnesium, dan selenium.
  5. Konsumsi air putih yang cukup, 2 liter/hari.
  6. Kunyah makanan secukupnya, jangan terlalu cepat ditelan. Makanan yang sudah dilumatkan dengan baik tidak membutuhklan kerja enzim pencernaan secara berlebihan.
  7. Waspadai penggunaan obat yang dapat merusak hati, misalnya antibiotik, dan obat penghilang rasa nyeri.
  8. Lakukan olahraga secara teratur, olah raga dapat memperlancar aliran darah sehingga akan membuat kesehatan organ tubuh secara keseluruhan.
  9. Hindari penyakit hati.Hepatitis B dan Hepatitis C merupakan jenis penyakit hati yang dapat merusak hati secara perlahan, hingga mengakibatkan kematian. Penularan penyakit tersebut biasanya melalui hubungan seksual, darah, atau penggunaan jarum suntik secara bersamaan. jenis yanng lebih ringan adalah Hepatitis A, menular melalui makanan yang terkontaminasi.
  10. Waspadai kontaminasi dengan zat yang dapat merusak hati, misalkan bahan kimia untuk tanaman (pupuk/insektisida)
  11. Lakukan imunisasi untuk jenis Hepatitis B dan Hepatitis C
  12. Kenali gejala awal masalah pada hati:
  •  Warna kekuningan pada kulit dan mata
  • Perut membesar atau nyeri perut tanpa diketahui penyebabnya
  • Warna air seni menjadi kuning pekat
  • Warna kotoran ( Feces) menjadi kuning pucat/hitam
  • Badan terasa lemah,mual,an kehilangan nafsu makan tanpa sebab yang jelas.

RESEP PENGOBATAN TRADISIONAL DENGAN SIRSAK

1. Kanker
 10 helai daun sirsak tua, direbus dengan 3 gelas air (600 ml) hingga tersisa 1 gelas(200 ml), saring dan minum 2 x sehari,pagi dan sore.


2. sakit pinggang  
20 lembar daun sirsak, direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, diminum 1 x sehari 3/4 gelas.


3. Bayi mencret 
Buah sirsak masak diperas dan disaring, airnya diminumkan pada bayi 2-3 sendok makan


4. Ambeien
 Buah sirsak masak diperas, diambil airnya sebanyak 1 gelas, diminum2 x sehari, pagi dan sore.


5. Bisul
 Daun sirsak muda ditempelkan ditempat yang terkena bisul


6. Anyang-anyangan
 Sirsak setengah masak dan  gula secukupnya, direbus dengan 2 gelas air, disaring dan diminum.


7. Sakit kandung kemih
 Buah sirsak setengah masak, gula dan garam secukupnya dibuat kolak. Konsumsi setiap hari selama seminggu


8. Penyakit liver
 Puasa makanan lain, hanya minum juice sirsak selama 1 minggu


9. Eksim dan reumatik 
Tumbuk daun sirsak sampai halus, tempelkan dibagian yang sakit.

Test Toleransi Glukosa Oral


DIABETES INFO
Sebelum seseorang menderita kencing manis atau diabetes melitus (DM) tipe 2, hampir selalu melewati keadaan yang disebut PRADIABETES. PRADIABETES adalah jika KADAR GULA DARAH seseorang lebih tinggi dari normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk dapat didiagnosis diabetes.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa selama pradiabetes telah terjadi kerusakan di tubuh, terutama jantung dan sistem peredaran darah. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa jika kadar gula darah dapat dikontrol selama pradiabetes, maka kejadian DM tipe 2 dapat dicegah atau diperlambat.
Terdapat dua macam pemeriksaaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami pradiabetes, yaitu Gula Darah Puasa (GDP) dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Seseorang yang akan melakukan pemeriksaan GDP, perlu puasa pada malam harinya. Pada pemeriksaan GDP, gula darah diukur pada pagi harinya sebelum makan. Pada pemeriksaan TTGO gula darah diukur setelah puasa dan kemudian dua jam setelah mengonsumsi minuman tinggi gula.
Setelah dilakukan pemeriksaan tersebut, kadar gula darah akan dicek untuk melihat apakah seseorang memiliki metabolisme normal, pradiabetes, atau diabetes. Jika kadar GDP abnormal maka disebut sebagai gula darah puasa terganggu. Sedangkan jika hasil TTGO abnormal maka disebut sebagai toleransi glukosa terganggu. Seseorang disebut sebagai pradiabetes jika kadar GDP mencapai 100 mg/dl s/d <126 mg/dl atau hasil TTGO 140 mg/dl s/d <200 mg/dl.
Siapa Saja yang Perlu Melakukan Pemeriksaan?
Orang dengan pradiabetes sering kali tidak merasakan gejala diabetes. Oleh karena itu, apabila usia Anda sudah mencapai usia 45 tahun atau lebih dan memiliki berat badan berlebih, sebaiknya melakukan pemeriksaan gula darah untuk deteksi awal pradiabetes.
Pada orang dewasa berusia kurang dari 45 tahun dan berat badan berlebih, dokter Anda mungkin akan menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan pradiabetes jika Anda memiliki faktor risiko lain untuk diabetes atau pradiabetes, misalnya anda mempunyai keturunan orangtua yang kena kencing manis. Jika kadar gula darah Anda normal, pemeriksaan dapat dilakukan setiap tiga tahun sekali.
Bagaimana Mencegah Pradiabetes Menjadi Diabetes?
Penelitian yang dilakukan Program Pencegahan Diabetes menyatakan bahwa sekitar 11% orang dengan pradiabetes akan berkembang menjadi DM tipe 2 rata-rata setelah tiga tahun. Penelitian lain menyatakan bahwa banyak orang dengan pradiabetes akan berkembang menjadi diabetes setelah sepuluh tahun. Selain itu, orang dengan pradiabetes memiliki risiko penyakit jantung 1,5 kali lipat lebih besar daripada orang normal. Meskipun demikian, pradiabetes merupakan suatu keadaan yang dapat ditata laksana.
Seseorang dengan pradiabetes dapat dicegah untuk menjadi DM tipe 2 dengan mengubah diet dan meningkatkan aktivitas fisik. Diet dan aktivitas fisik bahkan lebih baik daripada penggunaan obat dalam memperlambat perkembangan pradiabetes menjadi diabetes.
Perkembangan pradiabetes menjadi diabetes dapat diturunkan sebanyak 58% dengan melakukan aktivitas fisik sedang setiap hari selama 30 menit dan menurunkan berat badan sebanyak 5-10%. Salah satu aktivitas fisik sedang yang mudah mudah dilakukan adalah berjalan.
Dengan mengubah gaya hidup, kadar gula darah yang meningkat pada sebagian orang dengan pradiabetes dapat kembali normal. Mengingat risiko penyakit jantung yang lebih besar pada orang dengan pradiabetes, maka faktor risiko penyakit jantung yang lain juga perlu diperhatikan seperti merokok, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.

DEFINISI
Diabetes melitus DM alias kencing manis merupakan penyakit yang terjadi akibat terganggunya proses metabolisme gula darah di dalam tubuh. Orang dengan DM akan mempunyai kadar gula yang sangat tinggi dalam darahnya setelah makan dan akan sangat anjlok bila sedang puasa. Penyebab pasti dari penyakit ini tidak diketahui dengan pasti tetapi dicurigai kegemukan atau overweight merupakan salah satu faktor pencetus dari DM. DM yang timbul akibat kegemukan ini biasanya terjadi pada usia lanjut alias umur diatas 40 tahun.
Sebenarnya untuk mengetahui atau mendiagnosa pasien DM tidaklah sulit. Pasien yang datang dengan keluhan sering kencing (polyuri), sering minum (polydipsi), sering makan (polyfagi), badan mengurus serta lemas sudah bisa kita tebak bahwa pasien tersebut menderita kencing manis. Apalagi saat kita periksa gula darah acaknya melebih 200 mg/dl maka keyakinan kita itu akan semakin menguat.
Polyuri atau sering kencing terjadi karena pada orang dengan DM akan terjadi penumpukan cairan dalam tubuhnya akibat gangguan osmolaritas darah yang mana cairan tersebut kudu dibuang melalui kencing. Karena banyak cairan yang keluar maka orang dengan DM akan merasa kehausan sehingga mereka jadi ingin sering minum. Akibat dari menurunnya kemampuan insulin mengelola kadar gula dalam darah maka sering terjadi walau kadar gulanya sedang dalam keadaan normal namun tubuh merespon lain sehingga tubuh dipaksa untuk makan untuk mencukupi kadar gula darah yang bisa direspon oleh insulin. Apabila kita terlambat makan maka tubuh akan memecah cadangan energi lain dalam tubuh seperti lemak sehingga badan menjadi tambah kurus.
Selain pemeriksaan kadar gula darah acak, perlu juga dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa dan kadar gula darah 2 jam setelah makan untuk sekedar mengkonfirmasi nilai kadar gula darah acak yang telah kita dapatkan. Pada pasien DM kadar gula darah puasa lebih dari 120 mg/dl sedangkan pada kadar gula darah 2 jam setelah makan lebih dari 200 mg/dl. Pemeriksaan lain yang juga perlu adalah pemeriksaan kadar gula darah dalam urine/kencing yang hasilnya positif.
Pengobatan pada pasien DM usia lanjut atau DM tipe II biasanya dengan menggunakan obat obatan anti diabetik oral. Pengobatan ini harus diimbangi dengan diet untuk menguruskan tanpa gula (reducing diet). Sekedar diketahui dalam keadaan basal diperlukan jumlah kalori per hari sebanyak BB ideal x (25-30) kalori. Olah raga merupakan hal yang sangat dianjurkan terutama olah raga seperti aerobik (jalan/sepeda) secara teratur. Terkadang pengaturan diet dan olah raga merupakan pilihan pertama, bila kedua cara ini gagal baru diberikan obat anti diabetik oral. Yang perlu diingat, pada usia lanjut dianjurkan pemberian obat anti diabetik oral dengan kerja yang cepat sebab pada usia ini sering penderita kedapatan lupa makan, hal ini berbahaya karena bisa menyebabkan hipoglikemia bila diberikan obat anti diabetik dengan masa kerja lama.
Untuk kontrol penyakit maka perlu diperiksa secara periodik berat badan, gejala gejala diabetes yang masih dirasakan, kontrol gula darah dan pemeriksaan kadar lemak darah. Bila hal ini dilakukan dengan teratur maka komplikasi berat dari DM bisa dicegah. Pembahasan mengenai komplikasi DM kita sambung dikemudian hari.
DEFINISI LAIN
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
• Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.

Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.
• Tipe Penyakit Diabetes Mellitus
1. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.

Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.

2. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan.
• Kadar Gula Dalam Darah
Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL {millimoles/liter (satuan unit United Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l {milligrams/deciliter (satuan unit United State)}, Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl.

Namun demikian, kadar gula tentu saja terjadi peningkatan setelah makan dan mengalami penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia apabila kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal.

Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl.

Banyak alat test gula darah yang diperdagangkan saat ini dan dapat dibeli dibanyak tempat penjualan alat kesehatan atau apotik seperti Accu-Chek, BCJ Group, Accurate, OneTouch UltraEasy machine. Bagi penderita yang terdiagnosa Diabetes Mellitus, ada baiknya bagi mereka jika mampu untuk membelinya.
• Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.
Diabetes melitus gestasional (DMG) didefinisikan sebagai suatu gangguan toleransi glukosa yang timbul atau pertama kali dideteksi pada saat kehamilan. Kondisi ini terjadi pada 3-8% perempuan hamil. DMG merupakan salah satu faktor risiko terjadinya komplikasi pada janin dan berkaitan dengan timbulnya diabetes melitus (DM) tipe 2 di masa yang akan datang bagi perempuan yang pernah didiagnosis DMG.
Seperti diketahui penyebab terjadinya DM adalah adanya resistensi insulin dan gangguan (disfungsi)  sel â (sel beta) kelenjar pankreas. Kehamilan dapat dianggap sebagai suatu uji stres metabolik dan mampu mengungkap adanya resistensi insulin dan disfungsi sel â kelenjar pankreas pada perempuan tersebut. Plasenta (ari-ari) ibu memproduksi berbagai hormon, seperti kortisol, prolaktin, dan hormon pertumbuhan (growth hormone) yang berkontribusi untuk terjadinya resistensi insulin selama kehamilan. Resistensi insulin tersebut umumnya mulai terjadi pada trimester kedua dan terus berlanjut sepanjang sisa masa kehamilan. Berdasarkan penelitian, perempuan dengan DMG ternyata derajat terjadinya resistensi insulin dan gangguan sel â melakukan kompensasi untuk meningkatkan sekresi insulin lebih berat dibandingkan perempuan hamil yang normal.
Kriteria diagnosis World Health Organization (WHO) untuk menegakkan diagnosis adanya DMG berdasarkan pada tes toleransi glukosa oral (TTGO) dengan memeriksa kadar glukosa puasa dan kadar glukosa darah 2 jam pasca pembebanan 75 gram glukosa (pembebanan 75 gram gula pasir). Seorang perempuan hamil dinyatakan menderita DMG jika didapatkan kadar glukosa puasa lebih dari 126 mg/dL atau kadar glukosa darah 2 jam pasca pembebanan 75 gram glukosa lebih dari 140 mg/dL.
Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan TTGO:
- makan seperti biasa selama 3 hari sebelumnya
- kegiatan jasmani seperti biasa
- puasa 10-12 jam
- periksa glukosa darah puasa
- minum larutan gula dalam waktu 5 menit (75 gram glukosa/gula pasir
   dalam 250 ml air)
- periksa glukosa darah 2 jam pasca pembebanan glukosa
- selama menunggu 2 jam, pasien harus istirahat, tidak makan, dan tidak merokok

Komplikasi pada janin terkait dengan DMG antara lain meliputi makrosomia (berat lahir bayi lebih dari 4 kg), hipoglikemia (kadar glukosa darah rendah) pada bayi baru lahir, kematian janin dan bayi baru lahir, malformasi kongenital (cacat tubuh), bayi kuning, hipokalsemia, dan sindrom gawat napas pada bayi baru lahir. Komplikasi pada ibu terkait dengan DMG antara lain hipertensi, preeklamsia, dan peningkatan risiko melahirkan dengan operasi sectio caesaria akibat pertumbuhan janin yang berlebihan (makrosomia). Makrosomia seringkali menyebabkan bahu janin sulit untuk melewati jalan lahir (distosia bahu) sehingga harus dilahirkan dengan operasi sectio caesaria.
Penapisan faktor risiko untuk terjadinya DMG pada perempuan hamil seyogianya dilakukan pada saat kali pertama pasien memeriksakan kehamilannya. Faktor risiko tersebut antara lain berat badan yang sangat berlebihan (obesitas), riwayat DMG pada kehamilan sebelumnya, riwayat intoleransi glukosa atau glikosuria (glukosa dalam air seni), atau riwayat keluarga dengan DM tipe 2 . Jika seorang perempuan hamil memiliki faktor risiko tinggi untuk timbulnya DMG, pemeriksaan TTGO harus sesegera mungkin dilakukan. Jika pemeriksaan awal tidak menunjukkan adanya DMG, harus dilakukan pemeriksaan TTGO ulang pada pasien tersebut pada saat kehamilan berusia 24-28 minggu. Jika risiko untuk terjadinya DMG adalah moderat, pasien seyogianya melakukan pemeriksaan TTGO pada saat kehamilan berusia 24-28 minggu.
Memonitor kadar glukosa darah secara berkala sangat penting dalam penatalaksanaan DMG agar target kadar glukosa darah puasa kurang darii 95 mg/dL dan kadar glukosa darah 2 jam setelah makan lebih dari 120 mg/dL dapat tercapai dan dipertahankan. Terapi utama untuk mengontrol kadar glukosa darah pada DMG adalah dengan pengaturan makanan/ diet (terapi nutrisi medik). Jika kadar glukosa darah tidak dapat dikontrol dengan diet yang telah ditentukan atau jika terdapat bukti bahwa pertumbuhan janin sudah berlebihan (taksiran berat janin sesuai masa kehamilan melebihi dari yang seharusnya) maka diperlukan pemberian insulin pada penderita DMG tersebut. Obat diabetes yang diminum (obat hipoglikemik oral/ OHO) tidak direkomendasikan untuk diberikan pada perempuan hamil yang menderita DMG.
Pemantauan penderita DMG pasca melahirkan sangat penting. Status kadar glukosa darah seyogianya dimonitor pada waktu 6 minggu atau lebih pasca melahirkan dan jika hasilnya normal, kadar glukosa darah selanjutnya dipantau setiap 3 tahun. Hal ini penting dilakukan oleh karena adanya peningkatan risiko untuk terjadinya DM tipe 2 di kemudian hari pada perempuan dengan riwayat DMG.   
    Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hyperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi (Brunner & Sudda
rth, 2002).

b.     Tipe Diabetes Melitus
Klasifikasi DM menurut American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) adalah:
1.      Diabetes Tipe 1: Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
2.      Diabetes tipe II: Diabetes melitus tidak tergantung insulin (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus [NIDDM]), terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin
3.      Diabetes Melitus tipe lain
4.      Diabetes Melitus Gestasional (Gestasional Diabetes Mellitus [GDM])

c.      Etiologi Diabetes Melitus
Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI) disebabkan karena kegagalan relatif sel ? dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel ? tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, namun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel ? pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa (Kapita Selekta Kedokteran, 2001).

d.     Patofisiologi Diabetes Melitus  (Brunner & Suddarth, 2002)
1.     Diabetes Tipe I
Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel ? pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi).

2.     Diabetes Tipe II
Terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah harus terdapat peningkatan insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel-sel ? tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa akan meningkat danterjadi diabetes tipe II.
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas diabtes tipe II, namun terdapat jumlah insulin yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton. Oleh karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikan, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi, gejalanya sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang tidak sembuh-sembuh, infeksi dan pandangan yang kabur.

3.     Diabetes Gestasional
Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya. Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormone-hormon plasenta. Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang menderita diabetes gestasional akan kembali normal.

e.      Manifestasi Klinis
Diagnosis DM Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) ditandai dengan adanya gejala berupa polifagia, poliuria, polidipsia, lemas dan berat badan turun. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan impoteni pada pria serta pruritus vulva pada wanita.

f.       Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi untuk DM, yaitu kelompok usia dewasa tua (> 40 tahun), obesitas, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga DM, riwayat kehamilan dengan berat badan bayi > 4000 gr, riwayat DM pada kehamilan dan dislipidemia.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksan glukosa darah sewaktu, kadar glukosa darah puasa. Kemudian dapat diikuti dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) standar.
Cara pemeriksaan TTGO (WHO, 1985) adalah:
1.      Tiga hari sebelum pemerksaan pasien makan seperti biasa.
2.      Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu banyak.
3.      Pasien puasa semalam selama 10-12 jam.
4.      Perikasa glukosa darah puasa.
5.      Berikan glukosa 75 gr yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam waktu 5 menit.
6.      Perikasa glukosa darah 1 jam dan 2 jam sesudah beban glukosa.
7.      Selama pemeriksaan, pasien yang diperisa tetap istirahat dan tidak merokok.

Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu  > 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. bila hasil pemeriksaan glukosa darah meragukan, pemeriksaaan TTGO diperlukan untuk memastikan diagnosis DM. Untuk diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah beban glukosa. Sekurang-kurangnya diperlukan kadar glukosa darah 2 kali abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM pada hari yang alain atau TTGO yang abnormal.  
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis (mg/dl)
                                                           Bukan DM           Belum pasti DM          DM
Kadar glukosa darah sewaktu
-     Plasma vena                                       < 110                      110 – 199             > 200
-     Darah kapiler                                     < 90                          90 – 199             > 200
Kadar glukosa darah puasa
-     Plasma vena                                       < 110                      110 – 125             > 126
-     Darah kapiler                                     < 90                          90 – 109             > 110


A.    Penatalaksanaan Medis
  1. Perencanaan Makan
Tujuan penatalaksanan diet pada penderita diabetes adalah:
1.      Memberikan semua unsur makanan esensial (mis. Vitamin dan mineral)
2.      Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
3.      Memenuhi kebutuhan energi
4.      Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis
5.      Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
6.      mencegah komplikasi akut dan kronik
7.      meningkatkan kualitas hidup
Prinsip dasar diit diabetes (Perencanaan Makan Penderita Diabetes Dengan Sistem Unit, 1997)
Prinsip dasar diit diabetes adalah pemberian kalori sesuai dengan kebutuhan. Cara sederhana untuk mengetahui kebutuhan dasar adalah sebagai berikut:
Untuk wanita : (Berat Badan Ideal x 25 kalori) ditambah 20 % untuk aktifitas
Untuk pria     : (Berat Badan Ideal x 30 kalori) ditambah 20 % untuk aktifitas
Prinsip kedua adalah menghindari konsumsi gula dan makanan ynag mengandung gula didalamnya. Sebaiknya juga menghindari konsumsi hidrat arang hasil dari pabrik yang berupa tepung dengan segala produknya. Hidrat arang olahan ini akan lebih cepat diubah menjadi gula di dalam darah.
Prinsip ketiga adalah mengurangi konsumsi lemak dalam makanan sehari-hari. Tubuh penderita diabetes akan lebih mengalami kelebihan lemak darah, kelebihan lemak ini berasal dari gula darah yang tidak terpakai sebagai energi.
Prinsip keempat adalah memperbanyak konsumsi serat dalam makanan. Yang terbaik adalah serat yang larut air seperti pectin (ada dalam buah apel), segala jenis kacang-kacangan dan biji-bijian (asal tidak digoreng!). serat larut air ini terbukti dapat menurunkan kadar gula darah. Semua jenis serat akan memperbaiki pencernaan, mempercepat masa transit usus, serta memperlambat penyerapan gula dan lemak.
Perencanaan makan bagi penderita diabetes sesuai standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi: Karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, lemak 20-25%.makanan dengan komposisi KH sampai 70-75% masih memberikan hasil yang baik. Jumlah kandungan kolesterol disarankan < 300 mg/hari. Diusahakan lemak berasal dari sumber asam lemak tidak jenuh (MUFA, Mono Unsaturated Fatty Acid) dan membatasi PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dan asam lemak jenuh. Jumlah kandungan serat 25 gr/hari, diutamakan serat larut. Pemanis buatan yang tidak bergizi, yang aman dan dapat diterima untuk digunakan pasien diabetes termasuk yang sedang hamil adalah: sakarin, aspartame, acesulfame, potassium dan sucralose (PERKENI, 2002). Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, ada tidaknya stress akut dan kegiatan jasmani.
HbAIc

Kontrol HbA1C

Pemeriksaan hemoglobin terglikasi (HbA1C), disebut juga glycohemoglobin atau disingkat sebagai A1C, merupakan salah satu pemeriksaan darah yang penting untuk mengevaluasi pengendalian gula darah. Hasil pemeriksaan A1C memberikan gambaran rata-rata gula darah selama periode waktu enam sampai dua belas minggu dan hasil ini dipergunakan bersama dengan hasil pemeriksaan gula darah mandiri sebagai dasar untuk melakukan penyesuaian terhadap pengobatan diabetes yang dijalani.
Hemoglobin adalah salah satu substansi sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Ketika gula darah tidak terkontrol (yang berarti kadar gula darah tinggi) maka gula darah akan berikatan dengan hemoglobin (terglikasi). Oleh karena itu, rata-rata kadar gula darah dapat ditentukan dengan cara mengukur kadar HbA1C. Bila kadar gula darah tinggi dalam beberapa minggu, maka kadar HbA1C akan tinggi pula. Ikatan HbA1C yang terbentuk bersifat stabil dan dapat bertahan hingga 2-3 bulan (sesuai dengan usia sel darah merah). Kadar HbA1C akan mencerminkan rata-rata kadar gula darah dalam jangka waktu 2-3 bulan sebelum pemeriksaan.
Korelasi antara Kadar A1C dan Rata-rata Kadar Gula Darah
HbA1C (%)
Rata-rata Gula Darah (mg/dl)
6
135
7
170
8
205
9
240
10
275
11
310
12
345
Kadar HbA1C normal pada bukan penyandang diabetes antara 4% sampai dengan 6%. Beberapa studi menunjukkan bahwa diabetes yang tidak terkontrol akan mengakibatkan timbulnya komplikasi, untuk itu pada penyandang diabetes kadar HbA1C ditargetkan kurang dari 7%. Semakin tinggi kadar HbA1C maka semakin tinggi pula resiko timbulnya komplikasi, demikian pula sebaliknya. Diabetes Control and Complications Trial (DCCT) dan United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) mengungkapkan bahwa penurunan HbA1C akan banyak sekali memberikan manfaat. Setiap penurunan HbA1C sebesar 1% akan mengurangi risiko kematian akibat diabetes sebesar 21%, serangan jantung 14%, komplikasi mikrovaskular 37% dan penyakit vaskuler perifer 43% (UKPDS 35. BMJ 2000:321:405-12).
Penyandang diabetes direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan HbA1C setiap tiga bulan untuk menentukan apakah kadar gula darah telah mencapai target yang diinginkan. Pada penyandang diabetes dengan gula darah terkontrol baik maka frekuensi pemeriksaan dapat dilakukan sedikitnya dua kali setahun. Berdasarkan data medical outcome Klinik Diabetes Nusantara (KDN) sampai dengan bulan Mei 2007, didapatkan rasio rata-rata penyandang diabetes yang berobat di KDN mencapai kadar HbA1C kurang dari 7% setelah menjalani pengobatan selama 6 bulan adalah sebesar 56.8%, dan rasio tertinggi dicapai pada bulan Maret 2007 sebesar 60.8%. Semua ini berkat kerja sama yang baik antara pasien dan dokter dalam program pengobatan diabetes yang dijalankan untuk mencapai kadar HbA1C yang dinginkan bersama.
Kencing manis | Pemeriksaan hemoglobin terglikasi (HbA1C), disebut juga glycohemoglobin atau disingkat sebagai A1C, merupakan salah satu pemeriksaan darah yang penting untuk mengevaluasi pengendalian gula darah.
Hasil pemeriksaan A1C memberikan gambaran rata-rata gula darah selama periode waktu enam sampai dua belas minggu dan hasil ini dipergunakan bersama dengan hasil pemeriksaan gula darah mandiri sebagai dasar untuk melakukan penyesuaian terhadap pengobatan diabetes yang dijalani.
Hemoglobin adalah salah satu substansi sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Ketika gula darah tidak terkontrol (yang berarti kadar gula darah tinggi) maka gula darah akan berikatan dengan hemoglobin (terglikasi). Oleh karena itu, rata-rata kadar gula darah dapat ditentukan dengan cara mengukur kadar HbA1C.
Bila kadar gula darah tinggi dalam beberapa minggu, maka kadar HbA1C akan tinggi pula. Ikatan HbA1C yang terbentuk bersifat stabil dan dapat bertahan hingga 2-3 bulan (sesuai dengan usia sel darah merah). Kadar HbA1C akan mencerminkan rata-rata kadar gula darah dalam jangka waktu 2-3 bulan sebelum pemeriksaan.
Korelasi antara Kadar A1C dan Rata-rata Kadar Gula Darah
HbA1C (%)
Rata-rata Gula Darah (mg/dl)
6
135
7
170
8
205
9
240
10
275
11
310
12
345
Kadar HbA1C normal pada bukan penyandang diabetes antara 4% sampai dengan 6%. Beberapa studi menunjukkan bahwa diabetes yang tidak terkontrol akan mengakibatkan timbulnya komplikasi, untuk itu pada penyandang diabetes kadar HbA1C ditargetkan kurang dari 7%.
Semakin tinggi kadar HbA1C maka semakin tinggi pula resiko timbulnya komplikasi, demikian pula sebaliknya. Diabetes Control and Complications Trial (DCCT) dan United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) mengungkapkan bahwa penurunan HbA1C akan banyak sekali memberikan manfaat. Setiap penurunan HbA1C sebesar 1% akan mengurangi risiko kematian akibat diabetes sebesar 21%, serangan jantung 14%, komplikasi mikrovaskular 37% dan penyakit vaskuler perifer 43% (UKPDS 35. BMJ 2000:321:405-12).
Penyandang diabetes direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan HbA1C setiap tiga bulan untuk menentukan apakah kadar gula darah telah mencapai target yang diinginkan. Pada penyandang diabetes dengan gula darah terkontrol baik maka frekuensi pemeriksaan dapat dilakukan sedikitnya dua kali setahun.
Berdasarkan data medical outcome Klinik Diabetes Nusantara (KDN) sampai dengan bulan Mei 2007, didapatkan rasio rata-rata penyandang diabetes yang berobat di KDN mencapai kadar HbA1C kurang dari 7% setelah menjalani pengobatan selama 6 bulan adalah sebesar 56.8%, dan rasio tertinggi dicapai pada bulan Maret 2007 sebesar 60.8%. Semua ini berkat kerja sama yang baik antara pasien dan dokter dalam program pengobatan diabetes yang dijalankan untuk mencapai kadar HbA1C yang dinginkan bersama